Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengungkap rencana distribusikan dosis booster vaksin Covid-19 mulai 12 Januari 2022. Identifikasi terhadap target atau sasaran yang akan menerima vaksin booster itu sudah dilakukan namun takaran dosisnya yang akan digunakan masih menunggu 10 Januari nanti.
“Sekarang Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sedang melakukan riset. Mudah-mudahan bisa selesai di tanggal 10 Januari 2022,” kata Budi Gunadi Sadikin saat menyampaikan keterangan pers terkait PPKM yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin siang 3 Januari 2021.
Budi mengatakan pemerintah membutuhkan sekitar 230 juta dosis vaksin Covid-19 untuk kebutuhan vaksinasi booster yang menyasar sekitar 21 juta jiwa masyarakat Indonesia. Sekitar 113 juta dosis lebih di antaranya telah tersedia dan siap digunakan di fasilitas penyimpanan milik pemerintah.
Budi mengatakan jenis vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat umum dapat berupa merek vaksin yang berbeda, atau sama dengan suntikan kedua vaksin sebelumnya. Riset takaran dosis menjadi penting jika berkaca ke Amerika Serikat.
“Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan untuk Moderna itu booster half dose karena ada isu kerasnya Moderna atau efek Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi ,” katanya.
Jika hasil riset ITAGI maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyebutkan takaran penggunaan dosis penuh maupun setengah dosis vaksin Pfizer dan Moderna tidak memberikan efek yang berbeda, kata Budi, maka takaran dosis booster yang digunakan adalah cukup setengah dosis.
Budi mengatakan, skema tersebut dapat diberlakukan kepada kelompok masyarakat sasaran penerima bantuan iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang akan menerima vaksin secara gratis melalui subsidi pemerintah. Seluruh skema tersebut hingga saat ini masih dalam diskusi yang melibatkan para pakar ilmu kesehatan.
“Nanti hasilnya akan keluar sesudah laporan dari tim profesor-profesor di ITAGI pada 10 Januari 2022,” katanya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sebelumnya memang telah merekomendasikan pemberian dosis vaksin sebagai booster untuk beberapa kalangan tertentu. Di antaranya, mereka yang memiliki kekebalan tubuh rendah karena berbagai sebab, seperti mereka yang sedang menjalani terapi kanker.
Termasuk penerima vaksin booster adalah mereka yang telah lanjut usia dan yang berisiko tinggi tertular Covid-19 semisal tenaga medis.
Adapun Moderna mengklaim lonjakan hingga 37 kali lipat kadar antibodi dalam tubuh yang bisa didapat dari satu dosis penguat dari vaksin miliknya yang saat ini sudah beredar luas. Satu dosis tambahan itu berarti sebesar 50 miligram—setara setengah dosis vaksin itu yang telah mendapatkan izin edar luas di Inggris dan Amerika Serikat.
DEWI NURITA, ANTARA