Sakit tenggorokan atau tenggorokan gatal menjadi keluhan utama pasien Covid-19. Panagis Galiatsatos, asisten profesor kedokteran serta dokter perawatan paru di Johns Hopkins Medicine di Baltimore, Amerika Serikat, mengatakn ciri-ciri gejala Omicron adalah tenggorokan sakit atau gatal, yang mungkin telah diabaikan banyak orang.
Enam hal ini perlu diketahui tentang gejala umum varian Omicron, termasuk cara penanganan untuk menghilangkan rasa sakit, seperti yang dilansir dari Everyday Health.
Tenggorokan gatal bisa menjadi tanda awal Omicron Beberapa penyedia layanan kesehatan memperhatikan sakit tenggorokan adalah gejala umum di awal gelombang varian Omicron, kata Scott Weisenberg, spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran klinis di NYU Langone Health di New York. Sebuah penelitian yang dirilis 14 Januari oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (NHS) menemukan hilangnya rasa dan bau lebih jarang terjadi. Sedangkan sakit tenggorokan lebih sering terjadi pada pasien Omicron.
Faktanya, sakit tenggorokan adalah gejala yang paling umum di antara mereka yang dites positif Omicron dengan kecepatan hampir 2:1 dibandingkan dengan varian Delta. Menurut laporan tersebut, sakit tenggorokan menjadi ciri-ciri gejala Omicron pada 53 persen kasus sedangkan hanya 34 persen kasus Delta yang mengalami sakit tenggorokan.
“Ini adalah gejala awal yang dominan, tetapi tidak setiap pasien dengan Omicron mengikuti pola gejala yang sama,” kata Weisenberg.
Omicron hidup lebih banyak di saluran udara bagian atas dan lebih sedikit di paru-paru Tidak seperti Delta dan varian lain, Omicron lebih mungkin mengisi sistem pernapasan bagian atas. “Ini adalah pergeseran dari varian sebelumnya yang direplikasi di saluran pernapasan bagian bawah, di paru-paru,” kata Galiatsatos.
Kemungkinan hal ini terjadi karena banyak mutasi Omicron. Varian ini memiliki sekitar 50 mutasi dan sekitar 30 di antaranya telah diidentifikasi pada spike protein, bagian yang menempel pada sel manusia. Prevalensi Omicron di saluran udara bagian atas dapat menjelaskan alasan penyebab tenggorokan gatal atau sakit.
“Ada beberapa gejala pernapasan atas di Delta dan varian lain sebelumnya tetapi tidak seperti yang kita lihat dengan Omicron,” jelas Galiatsatos.
Lokasi baru adalah penyebab Omicron begitu cepat menular. “Jika virus itu berkeliaran di sistem pernapasan bagian atas mungkin lebih mudah bagi orang yang terinfeksi untuk menghirupnya dan lebih mudah menyebar dari orang ke orang,” ucap Galiatsatos.
Orang yang divaksin dan tidak divaksin dapat mengalami sakit tenggorokan Omicron Jika terkena Covid-19, ada kemungkinan Anda akan mengalami sakit tenggorokan terlepas dari sudah divaksin atau belum. “Gejala nonspesifik, seperti sakit tenggorokan dan pilek, terjadi kurang lebih sama pada individu yang divaksin dan tidak,” ujar Galiatsatos.
Weisenberg mengatakan perbedaan utama antara yang sudah vaksinasi dan divaksin booster serta yang belum adalah risiko penyakit parah jauh lebih tinggi pada yang tidak divaksin. Craig Spencer, asisten profesor dan dokter pengobatan darurat di Pusat Medis Universitas Columbia di New York, cukup aktif membagikan tentang pengalamannya saat merawat pasien Covid-19 di UGD melalui Twitter. Menurut pengalamannya, orang yang belum divaksin cenderung memiliki gejala yang lebih parah atau berbahaya, sedangkan yang divaksin dan divaksin booster memiliki gejala ringan.
“Ringan maksudnya kebanyakan gejala sakit tenggorokan. Juga beberapa kelelahan dan mungkin nyeri otot. Tidak ada kesulitan bernapas. Tidak ada sesak napas. Semua sedikit tidak nyaman, tapi baik-baik saja,” tulis Spencer di akun pribadinya mengenai gejala ringan yang dialami pasien divaksin dan disuntik booster.
Sementara itu, Galiatsatos menemukan gejala seperti sakit tenggorokan dan pilek cenderung bertahan lebih lama pada pasien yang tidak divaksin, meskipun belum ada data yang mengonfirmasi hal ini.
“Saya memiliki pasien yang tidak divaksin memiliki gejala ini selama 10 hingga 14 hari, sedangkan untuk orang yang divaksin biasanya jauh lebih baik dalam seminggu,” kata Galiatsatos.
Sakit tenggorokan tidak selalu karena Omicron Selain Covid-19, sakit tenggorokan juga bisa disebabkan oleh pilek, flu, atau radang tenggorokan. Sayangnya, tidak ada cara untuk mengetahui jenis infeksi tanpa pengujian. Menurut R. Scott McClelland, profesor kedokteran, epidemiolog kesehatan global, dan dokter klinis penyakit menular di UW Medicine di Seattle, bahkan seorang spesialis penyakit menular tidak dapat menentukan itu.
Meskipun banyak orang telah dilatih untuk menganggap sakit tenggorokan bukan masalah besar, munculnya gejala umum Omicron membutuhkan perubahan mental. Orang yang memiliki gejala seperti flu atau pilek harus berasumsi terinfeksi Covid-19 dan segera melakukan tes untuk membuktikannya agar tidak menularkan ke orang sekitar.
Pereda sakit dan pengobatan rumahan yang dapat dibeli secara langsung dapat membantu sakit tenggorokan Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan sakit tenggorokan akibat Covid-19 tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
“Untuk menghilangkan gejala, menggunakan pereda nyeri asetaminofen adalah pilihan tepat yang baik. Penting juga untuk tetap terhidrasi dengan baik,” jelas Galiatsatos.
Pengobatan ala rumahan juga dapat membantu. Berkumur dengan air garam, minum air hangat, minum teh yang dicampur dengan madu, atau minum air hangat dengan air lemon semuanya bisa membantu menghilangkan dan meredakan rasa sakit.
Melakukan tes Covid-19 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan melakukan tes, baik ketika gejala berkembang atau tidak memiliki gejala, 5-7 hari setelah terpapar Covid-19. Seharusnya ini memberi cukup waktu bagi tubuh untuk mengembangkan viral load yang dapat dideteksi dengan tes. Lakukanlah tes Covid-19 melalui hidung, bukan tenggorokan, agar hasilnya akurat.